Category Archive Renungan

Tuhan Adalah Gembalaku

Mikha 7 : 14 – 20 | “Tuhan Adalah Gembalaku”

Benar apa yang dikatakan Mikha bahwa kehidupan moral saat ini sudah sangat merosot. Banyak anggota DPR tidak bertindak sebagaimana layaknya wakil rakyat. Para pemimpin memutarbalikkan kebenaran hanya untuk kepentingan pribadi dan kekuasaan. Sehingga Mikha menyebutkan bahwa “orang jujur tidak ada lagi di antara manusia.” “Tangan mereka sudah cekatan berbuat jahat; pemuka menuntut, hakim dapat disuap; pembesar memberi putusan sekehendaknya, dan hukum, mereka putar balikkan!” (Mikha 7:2-4).

Sungguh oleh karena keadaan itu tidak ada yang bisa kita andalkan, teman yang kita harapkan bisa membela dan menolong kita, itu pun tidak bisa diandalkan (Mikha 7:5). Apa yang disebut teman adalah kalau “senang” saja, ada uang ada teman. Ada kedudukan ada teman, sehingga jika itu tidak terwujud akhirnya terjadilah “pecah kongsi”

Keluarga yang menjadi senjata terakhir untuk sebuah hubungan yang harmonis dan juga sebagai tempat untuk mewujudkan cinta kasih telah hilang sebab laki-laki menghina ayahnya, anak perempuan bangkit melawan ibunya, menantu perempuan melawan ibu mertuanya; sehingga musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya (Mikha 7:6). Akibatnya bumi akan menjadi tandus oleh karena penduduknya, sebagai akibat perbuatan mereka (Mika 7:13).

Apa yang dikatakan Mikha di atas bisa saja kita alami, sehingga kita tidak bisa melakukan apa-apa kalau hanya mengandalkan diri kita sendiri dan juga segala yang ada pada kita. Namun ada satu hal yang kita percaya: Allah telah mengutus anakNya Tuhan Yesus Kristus yang menjadi gembala kita, dan yang telah memberikan nyawaNya untuk kita (Yoh. 10:11). Dialah yang menuntun kita dengan tongkatNya, menggembalakan kita untuk memberikan yang terbaik bagi kita (Mikha 7:14; Mzm 23; Mzm 8:2; Yes. 40:11), sama seperti yang telah dilakukannya kepada umatNya Israel dahulu, membawa umatNya keluar dari penindasan di Mesir (Mikha 7:15).

Perbuatan Tuhan ini tidak mungkin bisa dilakukan oleh bangsa-bangsa di dunia ini. Apa yang dilakukan Tuhan jauh melampaui apa yang dilakukan bangsa-bangsa, dan hanya Tuhan yang mampu. Sehingga keperkasaan mereka tidak ada apa-apanya, malah mereka takut dan gemetar. Perbuatan Tuhan ini justru membuat mereka takut dan gentar, dan membuat mereka datang kepada Tuhan (Mikha 7:16-17).

Bukan hanya itu saja bahwa Tuhan itu adalah Mahapengampun, memafkan pelanggaran-pelanggaran kita, menghapuskan kesalahan-kesalahan kita, dan melemparkan segala dosa kita ke dalam tubir-tubir laut. Dia yang menunjukkan kasih setia kepada Abraham dan Yakub, Dia juga yang akan menunjukkan kasih setiaNya kepada kita (Mikha 7:.18-20; Yez. 18:23; Yer. 3:31).

 

Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman;  itu bukn hasil usahamu, tetapi pemberian Allah & Efesus 2 : 8

 

*) Kumpulan Khotbah 2018                 BNKP JEMAAT JAKARTA

Melayani Karena mengasihiNya

Yohanes 21 : 15 – 19 | “Melayani Karena mengasihiNya”

Kisah percakapan Tuhan Yesus dengan Rasul Petrus dimana Tuhan bertanya “Simon, anak Yohanes apakah engkau mengasihi aku lebih daripada mereka ini?” (ay 15) dan Petrus menjawab “Benar Tuhan” (ay 15). Karena Rasul Petrus menyatakan mengasihi Tuhan maka Tuhan berkata “Gembalakanlah domba-dombaKu” (ay 15). Apa yang dinyatakan Tuhan dalam perikop ini?

  1. Gembalakan dengan dasar kasihNya.
    “bahwa aku mengasihi Engkau. Kata Yesus kepadanya: Gembalakanlah domba-dombaKu” (ay 16). Apakah yang akan terjadi jika Rasul Petrus berkata “Tidak”? Alkitab tidak mencatat, tetapi besar kemungkinan bahwa Tuhan tidak akan meminta untuk menggembalakan. Karena Tuhan berkata “engkau berharga di mataKu dan mulia dan Aku ini mengasihi engkau” (Yes 43:4). Hanya orang-orang yang mengasihi Tuhan yang diijinkan menggembalakan domba-domba yang dikasihi Tuhan. Rasul Yohanes berkata ““Dan perintah ini kita terima dari Dia: Barangsiapa mengasihi Allah, ia harus juga mengasihi saudaranya” (1 Yoh 4: 21). Dikatakan pula, “Jikalau seorang berkata aku mengasihi Allah dan ia membenci saudaranya maka ia adalah pendusta….” (1 Yoh 4:20). Sadari pula panggilan penggembalaan bukan hanya di gereja tetapi juga di dalam rumah tangga di mana bapa dipanggil sebagai gembala.
    2. Gembalakan seluruh dombaNya
    “Gembalakanlah domba-dombaKu” (ay 15, 16, 17) (NKJV: Feed my lamb … take care of my sheep …feed my sheep). Tuhan berkata anak-anak domba dan domba, baik yang kecil maupun yang dewasa. Di dalam penggembalaan terbagi dalam:  balita, anak-anak, remaja, dewasa dan lancia tetapi tetap merupakan kesatuan. Dinyatakan oleh Rasul Paulus, “kamu yang rohani harus memimpin orang itu ke jalan yang benar dalam roh lemah lembut….” (Gal 6:1). Alkitab mencatat kisah murid-murid yang memarahi orang-orang yang datang membawa anak-anak kecil kepada Yesus dan Tuhan berkata “Biarkanlah anak-anak itu, jangan menghalang-halangi mereka datang kepadaKu” (Mat 19:14). Yang perlu diperhatikan adalah ketertiban dalam gereja Tuhan, “Sebab Allah tidak menhendaki kekacauan tetapi damai sejahtera” (1 Kor 14:33). Dari sebab itu gereja dan keluarga perlu membina keharmonisan dengan berbagai usia dan harus mampu untuk saling menghargai dan menghormati. Dibenarkan diadakan kegiatan khusus dan spesifik untuk memenuhi kebutuhan di antaranya Sekolah Minggu, Youth Fellowship dan Persekutuan Lancia dll.
  2. Gembalakan sesuai kehendakNya
    “Sesungguhnya ketika engkau masih muda … berjalan ke mana saja kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua ….orang lain … yang membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki” (ay 18). Dari bebas menjadi tidak bebas, dari yang kaukehendaki menjadi yang tidak kaukehendaki. Gembala harus melakukan kehendakNya bahkan siap menyalibkan kedagingannya seperti dinyatakan, “bagaimana Petrus akan mati dan memuliakan Allah” (ay 19). Apa yang menjadi kehendakNya dalam penggembalaan? Tuhan Yesus menyatakan gembala yang baik, “menjaga pintu … memanggil … menuntunnya….” (Yoh 10:3-4) bahkan “memberikan nyawanya….” (Yoh 10:11) dan akibatnya dikatakan “ia akan selamat dan ia akan …. menemukan padang rumput… mereka mempunyai hidup dan mempunyainya dalam segala kelimpahan” (Yoh 10: 9-10). Domba yang baik dinyatakan “domba-domba mendengarkan suaranya …. mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya” (Yoh 10: 3-4) bahkan “domba-dombaKu mengenal Aku” (Yoh 10:14) – mengenal gembalaNya (nya).

 

Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa

& 1 Petrus 5 : 2a

 

*) Kumpulan Khotbah 2018                 BNKP JEMAAT JAKARTA

Semangat Paskah

Kisah Para Rasul 10 : 39 – 43 | “Semangat Paskah”

Kebangkitan Tuhan Yesus dari anatara orang mati adalah berita sukacita kepada dunia karena Dia adalah penguasa hidup, seperti yang dikatakan oleh Tuhan Yesus Akulah kebangkitan dan hidup (Yoh. 11:25). Tuhan Yesus telah memperlihatkan kepada dunia bahwa tidak ada kuasa yang dapat mematikan kuasa Allah terlebih kuasa dosa, Dia telah mematahkan kuasa kegelapan. Kematian adalah upah dari dosa, namun Allah telah mengangkat kita dari kuasa dosa supaya kita mendapatkan kehidupan dari Allah. Kehidupan ada pada Tuhan sehingga kita tidak lagi hidup dalam bayang-bayang maut yang menakutkan karena Tuhan juga akan mengangkat kita dari kematian itu menuju hidup bersama Tuhan. Kisah kebangkitan Tuhan Yesus adalah bukti dari kuasa Allah dalam hidup manusia, manusia tidak akan dapat mengkaji secara ilmiah bagaimana Yesus bisa bangkit dari kematian, dan bagaimana mungkin itu rekayasa karena disitupun ada tentara romawi yang berjaga dan mereka ketakutan melihat kedatangan malaikat Tuhan. Namun jauh yang terpenting saat ini bukanlah kita hanya sekedar pengagum sejarah perbuatan Tuhan yang dahsyat itu, namun apakah kisah kebangkitan Tuhan Yesus ini akan membawa dampak yang besar dan dahsyat dalam kehidupan kita. Saksi-saksi Kristus telah memperlihatkan kuasa dari kebangkitan Tuhan Yesus, yang dahulunya mereka takut dan tidak mengerti semua pengajaran Tuhan Yesus, namun kebangkitan telah mengubah hidup mereka menjadi saksi-saksi yang bersemangat memberitakan Injil Kristus bahkan siap untuk mati martir. Melalui peringatan akan kebangkitan Tuhan Yesus, kita ingatkan dan menyadari bahwa Tuhan itu hidup dan menggenapi semua FirmanNya bahwa tiada yang mustahil di dalam Tuhan.

Kita harus menghindari peringatan kebangkitan Tuhan Yesus yang dangkal dan tanggung-tanggung, karena masih banyak memaknainya seperti kebangkitan Tuhan Yesus dari antara orang mati demikian juga halnya dengan kita juga akan dibangkitkan. Namun, tidaklah cukup sampai disitu, kita memang akan dibangkitkan, namun kebangkitan itu untuk kehidupan atau penghukuman. Bagaimana kita memaknai kebangkitan Tuhan Yesus adalah kebangkitan semangat kita untuk mengandalkan kuasa Allah dan bukan kuasa dunia ini

Kebangkitan Tuhan Yesus adalah motivasi dan dorongan buat umat Tuhan untuk semangat dalam menjalani kehidupannya. Berita sukacita yang disaksikan oleh Allah dari kisah Kebangkitan Yesus adalah Tuhan selalu hadir ditengah-tengah kehidupan umatNya membawa sukacita dan pengharapan. Perkataan: “Janganlah takut”; “Salam bagimu”; “Pergi dan katakananlah…” adalah ungkapan Motivasi dari Tuhan bahwa Allah telah bertindak dan berbuat dalam hidup kita, Tuhan memberikan pengharapan Tuhan hadir dalam hidup  dan memberikan kita petunjuk akan apa yang harus kita perbuat dalam hidup kita untuk mencapai kemenangan. Keselamatan Tuhan telah diperlihatkan, datang dan hadir. Tuhan telah bertindak dan apa respon kita akan penyelamatan Tuhan? Apakah kita masih lebih takut menderita dalam dunia ini atau lebih takut untuk berbuat dosa? Kita belumlah hidup dalam sukacita kebangkitan Tuhan Yesus jika kita masih lebih mempercayai kuasa-kuasa kegelapan daripada Firman Tuhan.

Selamat Paskah….. Salam Sukacita…

Dan segeralah pergi dan katakanlah kepada murid-murid-Nya

bahwa Ia telah bangkit dari antara orang mati..

& Matius 28 : 7a

 *) Kumpulan Khotbah 2018                                                           BNKP JEMAAT JAKARTA